Pemerintah Rencanakan Akan Impor Guru Dari Luar Negeri

Jakarta, Kamis (9/5), Puan Maharani Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan berencana akan mendatangkan guru atau pengajar dari luar negeri untuk mengajar di Indonesia.

Lebih lanjut, Puan memaparkan bila guru terkendala bahasa, akan disediakan banyak penerjemah serta perlengkapan alih bahasa untuk mendampinginya.

Ia meminta pihak yang berkepentingan seperti sekolah untuk membuat laporan untuk  pengajar seperti apa yang dibutuhkan dan berapa jumlahnya di sekolah tersebut, nanti akan dikoordinasikan untuk didatangkan.

Saat ini,Puan mengatakan, Indonesia sudah bekerja sama dengan beberapa negara untuk mengundang para pengajar atau guru, salah satunya dari Jerman.

Presiden Joko Widodo juga hadir dalam acara tersebut, dan sudah  menyiapkan tiga langkah untuk menyelesaikan persoalan bangsa menyambut 100 tahun Indonesia Merdeka yaitu termasuk agar Indonesia tidak masuk dalam kategori negara “middle income trap” , yakni pemerataan infrastruktur, reformasi birokrasi, dan pengembangan SDM.

Menurutnya, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi negara ekonomi terkuat dunia bahkan di peringkat 4 atau 5 pada 2045.

 

“Pertama, infrastruktur, pemerataan infrastruktur, harus dapat terselesekan. Tanpa ini jangan berpikir ke-5, ke-4 ekonomi terkuat. Nggak mungkin,” katanya.

Presiden Jokowi meminta jajarannya di daerah agar menyambungkan titik-titik di daerahnya agar seluruhnya bisa menikmati pertumbuhan ekonomi.

“Sambungkan dengan kawasan industri, wisata, dengan sentra industri kecil, dengan pusat produksi baik pertanian atau perkebunan. Tugas kita membuat gede, yang tengah dan kecil tugas daerah,” katanya.

 

Kedua, kata Presiden, reformasi birokrasi harus benar-benar dijalankan dengan urusan perizinan dari pusat ke daerah dipotong menjadi seefisien mungkin.

Ketiga, kata beliau lebih sulit karena menyangkut pembangunan SDM (Sumber Daya Manusia) yang harus bisa terselesaikan.

Sebagaimana yang dilansir dari Antara, sementara data terakhir menunjukkan tenaga kerja di Indonesia sebanyak 51 persen adalah cuma lulusan SD. Angka yang begitu banyak.

 

“Untuk masuk ke sana tidak mudah, banyak tantangan yang harus diselesaikan dan dihadapi. Jangan dipikir kita biasa-biasa tahu-tahu masuk ke-4 besar, ke-5 besar ekonomi terkuat. Rumus seperti itu tak ada. Banyak negara terjebak ‘middle income trap’ karena tidak bisa menyelesaikan persoalan besar di negaranya. Kita harus bisa menyelesaikan persoalan yang ada menuju 2045, 100 tahun Indonesia merdeka,” kata Presiden.